Review Buku: Generasi Strawberry “Mengubah Generasi Rapuh menjadi Generasi Tangguh” – Karya Rhenald Kasali

Generasi Strawberry Karya Rhenald Kasali

“Ah generasi sekarang itu lembek, keliatan dari luarnya bagus, imut, indah gitu tapi gampang patah, sama persis kayak strawberry!”. Pernah gak mendengar atau membaca kalimat itu?. Nah untuk menjawab rasa penasaran kita, kali ini sudutpandangnovita akan mereview sebuah buku yang berjudul “Strawberry Generation: Mengubah Generasi Rapuh menjadi Generasi Tangguh” karya dari Rhenald Kasali yang diterbitkan oleh penerbit Mizan.

Baru-baru ini, istilah generasi strawberry ramai dibicarakan oleh masyarakat. Sebenarnya, istilah generasi strawberry awal mulanya muncul di Taiwan. Istilah ini digunakan untuk menandakan generasi yang lahir setelah tahun 1981. Istilah ini juga digunakan oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., dalam salah satu bukunya yang berjudul “Strawberry Generation”.
Sejak terbit tahun 2017 buku dengan tebal 296 halaman ini, selain menjawab rasa penasaran kita tentang generasi strawberry juga menjadi salah satu pemantik pembahasan yang cukup kontroversial di Indonesia tentang generasi saat ini.

Rhenald Kasali menciptakan buku ini untuk kaum muda yang ingin melakukan perubahan, orang tua dan calon orang tua yang ingin memiliki anak berjiwa tangguh, pemerhati pendidikan dan sosial serta siapa pun yang peduli terhadap nasib generasi muda di Indonesia.

Rhenald Kasali menggambarkan sosok Generasi Strawberry sebagai generasi dengan banyak ide cemerlang dan juga kreativitas yang tinggi. Namun, mereka mudah sekali menyerah dan sakit hati. Waw… Benarkah demikian?

Untuk lebih lengkapnya, yuk simak review pembahasan dari buku "Strawberry Generation: Mengubah Generasi Rapuh menjadi Generasi Tangguh” berikut ya sobat kreasi…. 😊

Strawberry Generation

Apa itu Generasi Strawberry? 

Buah strawberry digambarkan sebagai buah yang terlihat memiliki warna dan bentuk cantik dari luar, namun akan mudah rusak ketika mendapat sedikit saja tekanan atau gesekan. Filosofi karakteristik buah strawberry ini kemudian dikaitkan dengan karakteristik generasi yang tumbuh di era teknologi canggih saat ini dengan lingkungan yang penuh kemudahan dan kenyamanan.
Menurut Rhenald Kasali, generasi ini tumbuh dengan kemudahan fasilitas dan pelayanan yang orang tua berikan. Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi strawberry terlahir di era teknologi, mereka mendapatkan segala sesuatu secara instan tanpa bersusah payah meraihnya sendiri.

Sebenarnya dengan tumbuh di era teknologi canggih, mereka muncul sebagai generasi yang sangat unik dengan banyak ide dan gagasan kreatif. Namun, dengan tidak adanya pengalaman proses dalam usaha dan kesabaran dalam meraih apa yang diinginkan, menjadikan mereka akhirnya tidak mampu menghadapi sebuah kegagalan. Mereka mudah sakit hati, tidak tahan dengan situasi sulit, akan mudah menyerah dan putus asa dengan tekanan dan tantangan sosial.

Tentang Mindset

Bagian 1: Tentang Mindset 

Mindset merupakan asumsi-asumsi yang dianut seseorang, yang seringkali tidak lagi cocok dengan kebutuhan yang baru. Menurut Rhenald Kasali, ada dua jenis mindset yang perlu kita kenali dan pahami, yaitu growth mindset dan fixed mindset.
Growth mindset merupakan gambaran bagi individu yang mempunyai karakterististik daya juang yang tinggi serta terbiasa dididik untuk menghadapi tantangan dan kesulitan secara mandiri dalam upaya menjawab tantangan dan mencapai kemenangan dalam kehidupan.

Mereka memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, menjadi penerobos, penantang kesulitan dan hambatan. Mereka inilah orang yang selalu haus ilmu dan pengetahuan, selalu menjadi gelas kosong yang siap menampung ilmu ketika bertemu siapapun dan dimanapun. Sehingga, mereka terus berusaha untuk belajar dan berkembang.

Sebaliknya, fixed mindset merupakan gambaran kecenderungan karakteristik yang dimiliki oleh generasi strawberry. Mereka cenderung memiliki karakteristik yang terlihat bagus dari luar namun rapuh tak berdaya di dalamnya. Bagi mereka, ijazah dan gelar menjadi hal yang lebih penting dibandingkan dengan kapabilitas sebenarnya yang seharusnya dimiliki.

Oleh karena itu, golongan dengan fixed mindset perlu di ubah diarahkan untuk menjadi growth mindset. Hal ini perlu dilakukan karena golongan yang berpeluang menjadi penghambat perubahan bukanlah orang yang kurang pandai, namun orang-orang yang memiliki pola pikir yang belum benar.

Individu dengan kemampuan kecerdasan biasa-biasa saja dapat meraih kesuksesan yang luar biasa, hal ini karena cognitive flexibility-nya bagus. Sehingga, seorang individu sangat memerlukan cognitive flexibility dalam proses bertumbuh.

Cognitive flexibility merupakan keterampilan memadukan pengalaman-pengalaman baru dengan pengalaman yang sudah ada. Sehingga, dapat digunakan dalam situasi yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.

Pada bagian ini juga dibahas terkait pentingnya Deep Learning dalam pendidikan. Bahwa sekedar tahu banyak hal itu tidak cukup, namun diperlukan pemahaman secara mendalam

Terakhir, penting menjadikan anak muda sebagai driver, bukan penumpang. Dengan driver mentality (kesadaran yang dibentuk dari pengalaman serta pendidikan) dapat mendorong mereka sebagai pelaku perubahan, bukan sekedar pengikut perubahan.

Pentingnya Peran Orang Tua Untuk Generasi Strawberry

Bagian 2: Peran Orang Tua 

Keluarga utamanya orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk terciptanya generasi baru dengan mental yang kuat. Idealnya orang tua dapat mendampingi dan membantu untuk menemukan potensi diri anak dengan baik. Sehingga anak akan memahami bagaimana cara untuk memanfaatkan potensi dirinya dengan optimal.
Namun sayangnya masih banyak orang tua yang memiliki ketakutan berlebihan untuk memberikan ruang kesempatan bagi anak untuk berkembang. Nyatanya melatih anak dalam berpikir dan mengambil keputusan secara mandiri sangat penting.

Ketakutan berlebihan orang tua tersebut akhirnya membentuk golongan yang masuk dalam generasi strawberry. Mereka sulit dalam mengambil keputusan dengan baik dan cenderung plin plan. Hal ini dikarenakan, orang tua selalu ikut campur dalam setiap hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Untuk menciptakan sosok anak yang tangguh, sejak kecil anak harus dibiasakan dilatih bertumbuh dengan pola didik mandiri dalam menghadapi tantangan. Hindari memberi kemudahan. Bakat bukan lahir begitu saja dalam diri seseorang, namun harus ditemukan melalui latihan dan kerja keras. Jadi, anak sendiri yang harus menemukan dan mencarinya.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan ruang kesempatan bagi anak untuk mencoba banyak hal. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendak pribadinya, namun dapat menjadi fasilitator dalam membantu anak menemukan bakatnya.

Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan dalam mendidik anak yaitu life skill. WHO menjelaskan bahwa modal untuk hidup sehat. Life skills yang perlu setiap orang miliki adalah kemampuan mengelola rasa frustasi, berpikir kreatif, berempati, pengendalian diri dan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

Tentang Memetik Moral dari Kejadian Viral

Bagian 3: Tentang memetik Moral dari yang Viral 

Informasi dalam dunia digital sangat mudah menyebar dengan cepat tampil dipublik, bahkan tidak jarang menjadi viral. Saat ini, kita dapat dengan mudah menemukan keluh kesah pribadi yang diekspresikan di dunia maya utamanya media sosial. Sebenarnya mengeluh adalah hal yang manusiawi, namun akan ramai menjadi perbincangan jika dibagikan di media sosial. Netizen akan tergoda untuk berkomentar bahkan dapat memunculkan pro dan kontra.
Karena suatu kepentingan, sesuatu yang viral terkadang memang dimunculkan secara sengaja oleh pihak tertentu, di antaranya yang sering terjadi yaitu untuk kepentingan bisnis. Kekuatan pesan yang viral memang sering dimanfaatkan para pelaku bisnis.

Budaya mempublikasikan segala hal di dunia maya ini juga menjadi kebiasaan generasi muda saat ini. Bahkan demi dikenal, banyak di antara mereka mengejar viral dengan rela melakukan segala hal tanpa mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi.

Menjadi kewajiban bagi pendidik dan orang tua untuk mencermati dan mengarahkan pola perilaku anak muda ini. Jangan sampai untuk mengejar popularitas di dunia maya lewat informasi yang viral, mereka berani melakukan hal-hal yang kontroversial dan bahkan melanggar moral.

Entrepreneurship

Bagian 4 Entrepreneurship 

Bagian ini membahas tentang bagaimana menanamkan semangat entrepreneurship, berani beda dan berani gagal pada diri anak. Sekolah memang bisa membuat seseorang menjadi ahli dalam bidang ilmu yang mereka tekuni, namun banyak juga orang yang menjadi hebat dengan belajar dari alam.
Oleh karena itu, bebaskan anak bertumbuh di alam bebas, biarkan mereka mengalami pengalaman dengan belajar disana. Hal ini menjadi penting untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship mereka.

Seseorang yang berjiwa entrepreneurship akan memiliki sikap profesional, cekatan dan disiplin. Sikap ini sangat dibutuhkan anak ketika nanti terjun dalam dunia kerja, baik mereka menjadi karyawan atau menjadi entrepreneur.

Jadi baiknya orang tua jangan membelenggu anak di bangku sekolah saja, berikan kesempatan kepada anak untuk belajar dari mana saja. Keajaiban jarang sekali terjadi, ketika seseorang tetap berada di zona nyaman mereka.

Sebenarnya, menciptakan peluang perubahan dengan meninggalkan zona nyaman bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk kita yang merasa sudah dewasa. Nah, memberikan kesempatan kepada anak merasakan berada di zona kepanikan (zona berbahaya), memberikan peluang pengalaman kepada anak untuk menciptakan suatu kejaiban perubahan.

Orang tua perlu membiasakan anak untuk berani mencoba dan memikirkan hal-hal baru. Terkait hal ini, sastrawan Bernard Shaw memperkenalkan prinsip 2-3-95. Menurutnya, hanya 2% orang berpikir, 3% merasa sudah berpikir, sementara 95% sisanya merasa bisa mati jika harus berpikir.

Pendidik dan orang tua perlu memberikan kesempatan anak tampil beda selama masih dalam batas-batas norma. Membiarkan mereka mencoba hal-hal baru dan cara berbeda dalam menyelesaikan masalah mereka.

Seperti kutipan dari Rhenald Kasali.
“If you want to, you’ll find a way. If you don’t want to, you find excuses”
Orang tua tidak perlu takut saat anak-anak gagal, karena kegagalan adalah bagian dari kesuksesan. Semakin banyak kegagalan merupakan bukti ditemukannya berbagai hal dengan cara yang berbeda. Untuk bisa maju, terkadang anak-anak kita harus merasakan jatuh bangun terlebih dahulu.

Guru Kreatif

Bagian 5 Pendidik yang Kreatif 

Secara naluri, orang tua ingin melindungi dan memanjakan anaknya. Namun, dalam penerapannya harus dengan cara wajar. Jangan sampai rasa sayang orang tua menjadikan anak tidak dapat mandiri dan malah menjadi sumber perusak bagi anak.

Latih mereka menjadi pemimpin hebat dengan memberikan bekal yang cukup. Beri kebebasan bertanggung jawab serta kepercayaan sehingga mereka mampu menciptakan personal story dirinya.

Personal story merupakan dasar seorang pemimpin. Ia akan merasa hidupnya berarti dan sadar bahwa selain sekolah formal ada pelajaran empati, kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang harus dipelajari.

Sekolah memang merupakan tempat untuk belajar. Tapi bukan berarti anak-anak hanya perlu belajar dari guru-guru di sekolahnya saja. Sekolah juga perlu mendorong anak didiknya untuk terjun ke dunia luar. Ingatlah bahwa banyak ilmu yang bisa diperoleh di luar ruang kelas.

Manusia hebat bukanlah mereka yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi di sekolah. Tapi mereka yang memiliki karakter kuat, dapat dipercaya, mudah diterima, memiliki pemikiran terbuka, berjiwa besar dan piawai mengungkapkan isi pikiran dengan baik.

Oleh karena itu, untuk mendampingi anak-anak bertumbuh diperlukan pendidik yang kreatif. Pendidik yang toleran terhadap perbedaan dan cara berpikir siswa. Pendidik yang mampu mendorong anak didiknya berani berinovasi dan menciptakan ide orisinalnya sendiri.

Anak hebat bukanlah yang berhasil memperoleh nilai tertinggi di sekolah. Tapi mereka yang memiliki karakter kuat, dapat dipercaya, mudah diterima, memiliki pemikiran terbuka, berjiwa besar dan piawai mengungkapkan isi pikiran dengan baik.

Kesimpulan 

Dalam kesimpulannya, buku “Strawberry Generation” karya Rhenald Kasali memberikan gambaran karakteristik generasi muda yang tumbuh di tengah era digital. Generasi ini memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Dalam buku ini, penulis menguraikan faktor-faktor yang membentuk generasi strawberry, dampak negatifnya, serta cara mengatasi dan membimbing generasi ini agar dapat menjadi generasi yang tangguh dan mampu bersaing di era yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat.

Tumbuh di tengah teknologi yang canggih, ternyata dapat mempengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak. Namun, hal ini bukan berarti bahwa generasi ini tidak memiliki potensi untuk berkembang menjadi generasi yang sukses dan mandiri. Karena sebenarnya mereka unik dan kreatif.

Hanya saja perlu bimbingan dan pendampingan yang tepat baik dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar. Untuk dapat melakukan pembimbingan dan pendampingan yang tepat, maka diperlukan pendekatan untuk memahami karakteristik generasi ini.

Secara keseluruhan, buku ini memberikan wawasan yang bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memahami generasi muda saat ini dan bagaimana cara membimbing mereka agar dapat menjadi generasi yang tangguh dan sukses di era yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat.

So, jika kalian ingin memahami lebih dalam tentang generasi strawberry dan berbagai tantangan yang mereka hadapi, buku generasi strawberry karya Rhenald Kasali ini wajib masuk dalam daftar bacaanmu ya sobat kreasi.. 😊 Oke, demikian review aku tentang buku generasi strawberry karya Rhenald Kasali. Untuk edisi review buku selanjutnya kira-kira kalian pengen aku review buku apa sobat? Ketik dikolom komentar ya…

4 komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Semoga sudutpandangnovita dapat membuat readers nyaman.

Ditunggu celotehnya dikolom komentar, namun jangan tinggalkan link hidup ya... 😊
  1. MasyaAllah baru tadi pagi nyimak materi growth mindset, baca lagi materinya mb Novita di sini hehe. Tulisannya Prof. Rhenald Kasali memang sebagus itu, perlu waktu khusus dan fokus untuk baca. Tapi mbak Novita sangat membantu menyampaikan di sini jadi lebih ringkas memahaminya hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dapat membantu memberi gambaran ya kak dari buku karya Prof. Rhenald Kasali yg membahas tentang generasi strawberry :)

      Hapus
  2. Apakah kita tergolong orang tua gen strawberry juga? Kayaknya iya deh. Kihatannya wow dr luar, tapi aslinya rapuh. Semoga Allah selalu bimbing kita dan keluarga kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin yra...Hehhee...iya ya kak, tanpa disadari banyak dari kita juga masuk ke dalam kategori gen strawberry 😁

      Hapus