Seiring dengan perkembangan teknologi digital, menjadikan literasi keuangan menjadi tema yang banyak dibahas akhir-akhir ini. Salah satunya tentang tingkat dari literasi keuangan serta apa saja indikator pengukurnya.
Tingkat literasi keuangan menunjukkan level pemahaman masyarakat terkait dengan keuangan. Mulai dari level terendah sampai dengan level tinggi.
Survei dari OJK menemukan bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun, meskipun belum menunjukkan peningkatan tinggi.
Tingkat literasi keuangan menunjukkan level pemahaman masyarakat terkait dengan keuangan. Mulai dari level terendah sampai dengan level tinggi.
Survei dari OJK menemukan bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun, meskipun belum menunjukkan peningkatan tinggi.
Contoh yang menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat memiliki literasi keuangan dengan tingkat rendah yaitu marak terjadinya angka kasus korban pinjaman online illegal yang dialami oleh masyarakat Indonesia dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya wawasan masyarakat tentang produk keuangan digital.
Yang artinya, sobat kreasi perlu ketahui bahwa ternyata kurangnya literasi keuangan dapat menjadi salah satu sebab terancamnya kondisi keuangan kita.
Masih banyak masyarakat yang kurang memahami pentingnya literasi keuangan. Sehingga, untuk memberikan bekal, penting sekali menumbuhkan literasi keuangan sejak dini kepada anak-anak kita. Agar salah satunya dapat terhindar dari penipuan dan menyebabkan kerugian secara financial.
Tingkat Literasi Keuangan
Menurut OJK, Literasi keuangan terbagi menjadi beberapa tingkat. Untuk menggambarkan bagaimana tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia, OJK membagi tingkat literasi keuangan masyarakat menjadi 4 sebagai berikut.a) Well Literate
Well literate merupakan tingkat literasi keuangan masyarakat yang sudah memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan meliputi fitur, manfaat, risiko, hak, serta kewajiban dan keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.b) Sufficient Literate
Sufficient literate merupakan tingkat literasi keuangan masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan meliputi fitur, manfaat, risiko, hak, serta kewajiban.
Namun, dalam kelompok ini masyarakat belum begitu terampil dalam menggunakan produk dan jasa keuangan tersebut.
c) Less Literate
Less literate merupakan tingkat literasi keuangan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan. Namun belum begitu paham fitur, manfaat, risiko, hak, serta kewajibannya. Serta dalam kelompok ini masyarakat tidak terampil dalam menggunakan produk dan jasa keuangan tersebut.
d) Not Literate
Not literate merupakan tingkat literasi keuangan masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan. Tidak memiliki pemahaman dan pengetahuan terkait fitur, manfaat, risiko, hak, serta kewajibannya. Serta dalam kelompok ini masyarakat tidak terampil dalam menggunakan produk dan jasa keuangan tersebut.
Sedangkan indikator literasi keuangan menurut Oseifuah (2010) terdiri dari tiga, yaitu:
Pengetahuan ini menjadi bekal dasar seseorang yang kemudian secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap minat serta perilakunya dalam mengelola keuangan menjadi lebih baik.
Indikator Pengukur Literasi Keuangan
Secara umum literasi keuangan diukur berdasarkan kemampuan yang dimiliki seseorang terkait dengan pemahamannya seperti tentang kemampuan management keuangan, nilai tukar dari uang, fitur jasa layanan keuangan serta cara penggunaan produknya.Sedangkan indikator literasi keuangan menurut Oseifuah (2010) terdiri dari tiga, yaitu:
a) Financial Knowledge
Financial knowledge merupakan indikator pengukur literasi keuangan yang mengukur pengetahuan terkait ilmu dalam bidang keuangan. Misalnya tentang berbagai layanan jasa lembaga keuangan, tingkat suku bunga bank, atau tentang pasar saham.Pengetahuan ini menjadi bekal dasar seseorang yang kemudian secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap minat serta perilakunya dalam mengelola keuangan menjadi lebih baik.
b) Financial Attitudes
Financial attitudes merupakan indikator pengukur literasi keuangan yang difokuskan untuk mengukur minat seorang individu dalam memperbaiki pengetahuan tentang keuangan atau menyusun rencana keuangan untuk masa depan.c) Financial Behavior
Financial behavior merupakan indikator pengukur literasi keuangan yang berorientasi untuk berperilaku positif dalam hal keuangan. Misalnya perilaku dalam hal melakukan pencatatan dan penyimpanan catatan keuangan, perilaku dalam mengelola utang, dan lain sebagainya.
Tingkat Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia
Berdasarkan hasil riset Katadata Insight Center (KIC) menemukan bahwa pada tahun 2023 indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 69,7 poin dari skala 0-100 poin. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu dengan nilai 66,5 poin.Riset dilakukan terhadap 5.000 responden penduduk Indonesia berusia 18-55 tahun di 34 provinsi yang tersebar secara proporsional sesuai jumlah penduduk. Dengan komposisi yang terdiri dari 56,6% laki-laki dan 43,4% perempuan.
Dalam risetnya KIC melakukan penilaian literasi keuangan berdasarkan tiga komponen utama, yaitu komponen pengetahuan keuangan (knowledge), sikap terkait keuangan (attitude) dan perilaku keuangan (behavior).
Adapun hasil dari risetnya sebagai berikut:
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan sebesar 4,8 point, jika dibandingan dengan nilai pengetahuan keuangan pada tahun 2020 dengan nilai 18,5 poin
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,4 point jika dibandingkan dengam nilai sikap terkait keuangan pada 2020 yaitu sebesar 16,5 poin.
Dalam risetnya KIC melakukan penilaian literasi keuangan berdasarkan tiga komponen utama, yaitu komponen pengetahuan keuangan (knowledge), sikap terkait keuangan (attitude) dan perilaku keuangan (behavior).
Adapun hasil dari risetnya sebagai berikut:
a) Pengetahuan Keuangan (Knowledge)
Hasil riset tentang pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia tahun 2023 yaitu menunjukkan skor sebesar 23,3 poin dari skala 0-35 poin.Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan sebesar 4,8 point, jika dibandingan dengan nilai pengetahuan keuangan pada tahun 2020 dengan nilai 18,5 poin
b) Sikap Keuangan (Attitude)
Hasil riset tentang sikap keuangan masyarakat Indonesia tahun 2023 yaitu menunjukkan Hasil riset tentang perilaku keuangan masyarakat Indonesia tahun 2023 yaitu menunjukkan sebesar 12,1 poin dari skala 0-20 poin.Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,4 point jika dibandingkan dengam nilai sikap terkait keuangan pada 2020 yaitu sebesar 16,5 poin.
c) Perilaku Keuangan (Behavior)
Hasil riset tentang perilaku keuangan masyarakat Indonesia tahun 2023 yaitu menunjukkan skor sebesar 34,3 poin dari skala 0-45 poin.Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,8 point jika dibandingkan dengan perilaku keuangan tahun 2020 yaitu sebesar 31,5 poin.
Penutup
Nah, dengan mengenal tingkat literasi keuangan dan indikator pengukurnya. Kita bisa memiliki gambaran bagaimana cara untuk meningkatkannya.Semakin tinggi tingkat literasi keuangan masyarakat suatu negara, akan memberikan dampak positif terhadap kemajuan ekonominya.
Jangan lupa baca juga artikel saya tentang "Manajemen Keuangan: Pengertian, Fungsi dan Tujuan".
Bersyukur sekali tingkat literasi keuangan kita meningkat walau masih di bawah rata2. Yg aku kagetin kok malah laki2 yg lbh terliterasi. Padahal bendahara rumah kan perempuan. Seharusnya perempuan lah yg hrs melek literasi keuangannya ya.
BalasHapusKalo bendahara rumahnya jago manage keuangan kan bs menyejahterakan keluarga. Suami pun jd semangat bekerja.
betul ikut senang, semoga dengan begini tidak ada lagi generasi sandwich ya :) nah itu, berarti para pria kudu yang lebih membimbing pasangannya hihi
HapusYah lumayanlah ada peningkatan sekitar 3 persen, semoga di masa depan lebih naik lagi.
BalasHapusAda indikatornya ini jadi membuat semangat biar urusan keuangan bisa lebih apik lagi.
BalasHapusCuss tingkatkan literasi finansial kita
Wahhh.. ternyata saya masih dalam level Sufficient Literate. Memang masih harus belajar lebih banyak lagi, supaya benar-benar paham.
BalasHapusSemakin meningkatnya literasi keuangan, menunjukkan bangsa kita semakin mapan sih. Terutama buat generasi Z yang perlu punya pemahaman literasi keuangan sejak muda ya...Jangan sampai mereke terjerat pinjol deh...
BalasHapussemoga dengan semakin mudahnya kita untuk akses informasi semoga literasi dan kemampuan kita terhadap financial semakin baik. Terhindar dari pinjol dan kalau pun berhutang masih dalam kategori hutang yang sehat
BalasHapusSemoga makin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi ya sehingga bisa bijak dalam mengambil keputusan finansial :)
BalasHapusSepertinya aku masih di level less literate deh... Harus terus belajar meningkatkan literasi keuangan nih.. Mungkin karena terlambat belajar dan berlatih mengenal pengetahuan tentang keuangan, jadi belajarnya butuh waktu banget.
BalasHapusPengalaman dan kenyataan menunjukkan, orang yang memiliki financial knowledge belum tentu memiliki financial attitudes and behavior.
BalasHapusSaya juga masih heran masih banyak orang terjebak investasi bodong. Padahal sudah banyak info penipuan. Termasuk penipuan menang undian. Jadi literasi keuangan memang harus terus ditingkatkan.
BalasHapusSaya kayaknya masih tingkat less literate deh. Udah tahu sih soal lembaga keuangan dan tahu cara menggunakannya. Cuma untuk resiko-resikonya ini yang belum terlalu paham. Baik mari belajar lagi.
BalasHapusWaduh klo pinjaman online di Indonesia sudah marak menjamur pula. Klo menurutku aku nich, umr Indo kecil banget, dan kebutuhan itu hargane termasuk mahal. Jangankan mau atur keuangan, buat makan 30 hari aja dengan umr yang kecil masih kurang. Jadinya pada lari ke pinjem dulu seratus sampai numpuk.
BalasHapusKalau melihat sosial media memang banyak sekali rasanya kasus soal pinjaman online ilegal ini. Agak ngeri kalau baca banyak sekali yang sampai diteror gitu. Bukan cuma yang bersangkutan tapi kerabat dan temannya juga.
BalasHapusIkut senang karena tingkat literasi masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Selain itu, bersyukur karena berbagai ilmu finansial bisa kita akses melalui handphone.
BalasHapusIkut senang tingkat literasi finansial di Indonesia mengalami peningkatan. Walau sedih juga pinjol semakin marak. Semoga dengan akses informasi yang lebih mudah tingkat literasi termasuk literasi finansial semakin meningkat.
BalasHapusWah aku termasuk kategori yang mana yaa 🙈 Insya Allah sudah paham, tapi memang implementasinya aku masih kurang. Tapi aku senang cari pengetahuan tentang keuangan gini.
BalasHapusKira-kira faktor aa ya, yang aling banyak menyebaban penurunan literasi keuangan di Indonesia? Apakah sebagan besar karena pengetahuan yang kurang? atau karena memang acuh terhadap literasi keuangan?
BalasHapusLiterasi keuangan di Indonesia ternyata lebih meningkat, memang ini juga berpengaruh ke ilmu finansial yang sbeleumnya belum familiar. Aku memang tipe orang yang emoh mumet masalah keuangan hehe
BalasHapusKadang suka heran sama yg dishare di media sosial soal literasi keuangan yang buruk, banyak yang ketipu di sana sini, tapi lihat statistik di sini rasanya ngga juga kok yaa, lebih banyak yg paham ketimbang yg ngga paham
BalasHapusSetelah baca baca sepertinya saya masuk di kategori Sufficient Literate deh. Hehe... Ya saya gak begitu tahu tapi sering mendapatkan informasi terkait lembaga keuangan, dan literasi finansial lainnya tapi untuk menggunakannya emang hampir tidak pernah kecuali perbankan
BalasHapusKalau melihat angka peningkatan literasinya sih lumayan ya berarti, tapi kok masih banyak yang terjerat pinjol dan judi online ya kak. Malah baru-baru ini ada survey terkait gaji di 9 negara. Dari data tersebut rakyat Indonesia dengan pendapatan rata-rata 5.3 juta namun pengeluarannya 7 juta. Sampai-sampai ada yang beropini kalau rakyatnya punya gaya hidup elit tapi ekonomi sulit
BalasHapusKalau masalah literasi keuangan, sepertinya aku masih ada di level terendah deh hahaha...
BalasHapusKudu banyak belajar dari bacaan maupun pengalaman...
Miris memang kalau bicara literasi di negeri kita, termasuk literasi keuangannya. Walaupun setiap tahunnya ada peningkatan angka daya literasi, tetapi memang belum signifikan dan masih menjadi PR bersama agar masyarakat menjadi lebih cerdas dengan setiap isu yang berkembang di sekitar kita, include masalah finansial
BalasHapusTernyata ada empat jenis tingkat literasi keuangan menurut OJK ya Kak jadi yang well literate sampai yang less literate. Tapi aku ikut senang dengan data yang menunjukkan kalau literasi keuangan di Indonesia itu meningkat dari tahun ke tahun
BalasHapusAku masih minim literasi keuangan nih. Karena belum bisa ngatur keuangan dengan benar. Semoga bisa belajar lebih baik lagi setelah baca artikel ini
BalasHapusUntuk mencapai target masyarakat well literate tentang financial keuangan, sebaiknya kita semua bisa berperan aktif dalam menyuarakan berbagai informasi dan isu-isu keuangan. Termasuk artikel kayak gini, kalau disebarluaskan bisa mengedukasi masyarakat juga.
BalasHapusKirain soal literasi keuangan hanya berkaitan dengan pengetahuan saja. Ternyata, juga soal attitude juga ya
BalasHapusAlhamdulillah semakin paham tentang literasi, dari dulu saya tertarik dengan finansial ini, jadi nambah ilmu lagi
BalasHapusSeiring dengan makin maraknya informasi literasi keuangan di sosmed, blog maupun youtube, tingkat literasi keuangan masyarakat sepertinya makin meningkat. Ternyata hal tersebut bisa dilihat juga dari indikator pengukur literasi ya
BalasHapusAku baru tahu soal keuangan justru setelah menikah, diajarin pelan-pelan sama suami. Kalau dulu yang penting sekadar punya uang, tapi nggak tahu cara mengelolanya. Sekarang jadi pengen belajar soal literasi keuangan.
BalasHapusMemiliki kemampuan literasi keuangan itu sangat penting ya. Setidaknya kita harus bisa mencapai tahap Sufficient literate. Orang-orang harus tahu tentang daftar kebutuhan dan keinginannya. Harus bisa menciptakan cash flow yang positif.
BalasHapusPelan tapi pasti semoga Literasi masyarakat Indonesia meningkat...krisis literasi ini bukan tentang keuangan saja tapi segala hal...berkali kali saya bikin konten sdh ada jelas pemjelasan di gambar masih aja tanya dikomen hadeww
BalasHapusLIterasi keuangan ini memang penting sekali untuk ditanamkan sejak dini, ya, Kak. Sekarang juga sudah banyak buku-buku anak bermuatan literasi keuangan agar anak semakin dekat dengan pemahaman yang baik,
BalasHapus